Desa Tempur (tempur village)
07.18
hasu5hiroi
, Posted in
Wisata Jepara
,
0 Comments
Gunung Muria yang terletak di semenanjung utara pulau Jawa memiliki
beberapa puncak trianggulasi. Satu dari puncak tersebut terletak tepat
di sebelah barat daya Desa Tempur Keling Jepara.
Puncak ini diberi tetenger dengan sebutan puncak Candi Angin. Ketinggian puncak ini mencapi sekitar 1.800-an meter Dpl (Dari Permuakaan Laut).
Sebutan Puncak Candi Angin, oleh masyarakat Tempur Keling jepara tentu saja bukan tanpa sebab. Pemberian nama tersebut terjadi karena masyarakat menemukan dua buah situs budaya berupa bangunan arsitektur kuno yang terdiri dari susunan batu-batu persegi yang tidak sama ukurannya.
Susunan batu-batu tersebut membentuk sebuah bangunan, yang meskipun terlihat rapuh, namun pada kenyataannya tidak rubuh meski diterpa angin kencang di ketinggian gunung. Belum ada yang berani secara resmi memperkirakan berapa usia bangunan bersusun dari batu ini.
Ahli arkeologi atau sejarah, bisa dikatakan belum pernah menyelidiki keberadaan bangunan ini secara serius. Berjarak sekitar 2 km ke arah puncak, Candi Bubar bisa dilihat berada di sisi kiri jalur pendakian. Bangunan ini terdiri dari dua kelompok.
Satu kelompok di bagian yang lebih rendah, dan satu kelompok lagi berada di bagian yang lebih tinggi. Sedangkan Candi Angin sendiri, dengan bentuk dan karakter yang sama berada di puncak Tempur Keling jepara.
Dilihat dari bentuk dan bahan yang digunakan, besar kemungkinan candi yang berada di Tempur Keling Jepara ini dibuat pada zaman sebelum Candi Borobudur dibagun. Dari susunan batu, jelas ini buatan manusia pada zaman lampau. Untuk maksud apa, ini yang perlu diteliti,’’ ujar Kasi Budaya dan Pendidikan Luar Sekolah, P dan K Jepara, Wendar Arinugroho, saat meninjau langsung situs bersejarah ini, baru-baru ini.
PELESTARIAN TEMPUR KELING JEPARA
Puncak ini diberi tetenger dengan sebutan puncak Candi Angin. Ketinggian puncak ini mencapi sekitar 1.800-an meter Dpl (Dari Permuakaan Laut).
Sebutan Puncak Candi Angin, oleh masyarakat Tempur Keling jepara tentu saja bukan tanpa sebab. Pemberian nama tersebut terjadi karena masyarakat menemukan dua buah situs budaya berupa bangunan arsitektur kuno yang terdiri dari susunan batu-batu persegi yang tidak sama ukurannya.
Susunan batu-batu tersebut membentuk sebuah bangunan, yang meskipun terlihat rapuh, namun pada kenyataannya tidak rubuh meski diterpa angin kencang di ketinggian gunung. Belum ada yang berani secara resmi memperkirakan berapa usia bangunan bersusun dari batu ini.
Ahli arkeologi atau sejarah, bisa dikatakan belum pernah menyelidiki keberadaan bangunan ini secara serius. Berjarak sekitar 2 km ke arah puncak, Candi Bubar bisa dilihat berada di sisi kiri jalur pendakian. Bangunan ini terdiri dari dua kelompok.
Satu kelompok di bagian yang lebih rendah, dan satu kelompok lagi berada di bagian yang lebih tinggi. Sedangkan Candi Angin sendiri, dengan bentuk dan karakter yang sama berada di puncak Tempur Keling jepara.
Dilihat dari bentuk dan bahan yang digunakan, besar kemungkinan candi yang berada di Tempur Keling Jepara ini dibuat pada zaman sebelum Candi Borobudur dibagun. Dari susunan batu, jelas ini buatan manusia pada zaman lampau. Untuk maksud apa, ini yang perlu diteliti,’’ ujar Kasi Budaya dan Pendidikan Luar Sekolah, P dan K Jepara, Wendar Arinugroho, saat meninjau langsung situs bersejarah ini, baru-baru ini.
PELESTARIAN TEMPUR KELING JEPARA
Pemkab Jepara, dipimpin langsung oleh Bupati Drs Hendro Martojo, pekan lalu memang melakukan sebuah ekspedisi ke Candi Angin. Meski belum merencanakan sebuah program khusus, Pemkab Jepara tetap melihat situs tersebut sebagai sesuatu yang penting. Dari peninjauan langsung tersebut, Pemkab Jepara mencoba untuk menjajagi kemungkinan untuk bisa melakukan upaya-upaya pelestarian dan pemanfaatannya.
Hendro Martojo, pada ekspedisi tersebut gagal mencapi lokasi Candi Bubrah dan Candi Angin. Namun beberapa pejabat, yang tetap berstelan safari dan bersepatu kantor tetap mampu mencapai lokasi, meski dengan peluh dan tenaga yang terkuras. Salah satunya adalah Wendar Arynugroho, yang mendapatkan mandat khusus untuk melihat keberadaan situs bersejarah itu secara langsung.
Kemudahan akses jalan menuju kawasan Tempur keling jepara ini tidak menutup kemungkinan akan dilakukan. Kami tetap berharap, situs ini tetap bisa menjadi sebuah objek yang berguna bagi pengembangan wisata dan pendidikan. Bagaimana caranya, nanti akan kami pikirkan,’’ kata Hendro Martojo memberikan pernyataan.
Kawasan Tempur keling jepara yang dikepung puncak-puncak Muria yang tinggi, menyugguhkan sebuah lokasi dramatis bagi pengembangan wisata di Jepara.
Sumber: jeparago.blogspot.com
0 Response to "Desa Tempur (tempur village)"
Posting Komentar